Perjalanan hidup manusia seringkali tidak semulus seperti yang diharapkan seringkali kita menemui kerikil-kerikil di tengah perjalanan tersebut, hambatan dan rintangan bahkan 1001 masalah yang harus kita jalani di tiap hari, minggu bahkan bulan. Lantas apakah ini menjadikan menyerah kawan ?
Dahulu, ketika saya masih berusia belia dan yang hanya mengenal kata bermain dan bergembira, hampir saya tidak menemukan raut muka sedih dan cemberut dari ibu saya (alm). Beliau selalu tersenyum mendorong dan menyemangati saya untuk tetap ceria. Ada lagi seorang rekan kerja saya yang walaupun banyak sekali timbul masalah (mengenai administrasi) tetap berusaha untuk tersenyum (mudah-mudahan bukan hanya di photo ini). Mengapa dua wanita ini begitu tegar kawan ?
Wanita, dalam konteks budaya jawa adalah pelengkap laki-laki, begitupun dalam falsafah islam wanita adalah sebagai pendamping perjalanan para pria, namun dalam konteks kekinian dimana peran serta kesempatan wanita bersaing dengan laki-laki makin terbuka, maka terjadi nilai perubahan budaya yang ada di dalam budaya kita bahwa wanita adalah rekan kerja, rekan tim. Pandangan sebenarnya adalah inti dari hadirnya tulisan saya kali ini. Suatu pertanyaan yang menggelitik saya mengapa wanita menjadi jauh lebih kuat, jauh lebih wise didalam menyikapi persoalan-persoalan yang terjadi dibandingkan para pria. Kalau kita tilik lebih dalam wanita pasti akan mengalami haid, mengandung, melahirkan, menyusui dan mengasuh anak-anaknya. Di sisi lain Pria jauh lebih nyaman karena tidak mengalami kondisi semacam itu. Lantas siapakah sejatinya makluk yang bernama wanita ini ?
Kalau kita berandai-andai dapat membagi tubuh manusia kedalam 3 bagian yakni raga (ujud fisik manusia), rasa (perasaaan manusia, hati), karsa (kehendak atau pikiran manusia). Disini dapat kita temui perbedaan pria dan wanita hanya dari ujud fisiknya, akan tetapi secara rasa dan karsa seringkali terdapat kesamaan. Namun cara menyikapi dan bertindaknya kadang memiliki perbedaan yang cukup signifikan, wanita seringkali apa yang ditampakkan keluar bukanlah yang sebenarnya, berbeda degan pria. Dan banyak sekali perbedaan cara menampilkan sikap yang bersumber dari rasa dan karsanya.
Mengulas perbedaan tentang wanita dan pria tidak ada habisnya, tetapi akan lebih berguna dan bermanfaat bagi kita untuk menghargai wanita dengan lebih baik.
